Selamat Ulang Tahun, Koes

 Aku masih saja berharap 5 November jatuh pada Jum'at yang cerah dan luang. Meski sudah lewat, tetap saja namanya harapan. Tidak harus sejalan dengan kenyataan. Yaa, tak apa.


Kenapa aku ingin Jum'at, cerah, dan luang? Tentu, ingin bertemu denganmu. Menghabiskan beberapa jam di warung kopi atau sekadar menikmati menu santap malam bersama. Kapan lagi bisa memeringati kelahiranmu? Aku belum tentu bisa melakukannya tahun depan.


Lagi-lagi, itu sekadar harapan. Harapan yang kupupuk sendiri sejak beberapa minggu yang lalu. Aku juga berharap punya keberanian bertandang sendiri ke rumahmu. Nyatanya aku tidak punya nyali.


Akhirnya, yang bisa kulakukan adalah menuliskannya. Dengan rasa syukur dan bahagia, aku ingin mengucapkan terima kasih untuk emak, karena sudah melahirkan anak yang luar biasa. Sosok yang pada mulanya kukenal sangat mahir membuat orang lain senang, tertawa, dan mudah akrab dengan mereka yang asing. 


Aku juga ingin berterimakasih kepada Gusti karena telah menitipkan jabang bayi itu pada keluarga yang baik, lingkungan yang baik, sehingga sosok penuh kasih itu bisa tumbuh dan menjalani laku hidupnya sampai hari ini.

Si Sulung


Bagimu, mungkin peringatan seperti ini tidak berguna, tidak penting, atau yang lain. Tapi bagiku, setiap momen pergantian umur memiliki sakralnya sendiri. Di sana ada perulangan, pertambahan, pengurangan jatah berhasil dan gagal, kesempatan-kesempatan, tantangan dan persoalan yang menegangkan, sekaligus maut.


Kita seperti sedang dihadapkan pada sengkarut lain, di dalam labirin yang lebih rumit, pintu keluar yang lebih sedikit, dan lebih banyak jalan buntu. Tapi undian terus diputar, kita mengundi nasib, dipaksa mencari jalan sampai permainan berakhir.


Rizal Lukman Hakim. Tahun lalu aku ingat, sepanjang hari susah payah mencari satu tanggal yang menyiratkan kelahiranmu. Kucari di semua media sosial, repository, postingan karibmu, dan orang-orang yang mungkin ingat. Hampir nihil, tapi akhirnya kudapatkan juga. Betapa hal tidak penting itu sangat membahagiakan buatku.


Saat itu, kita belum sedekat ini. Aku mungkin masih asing bagimu. Tapi kau, telah menjadi bagian dari keutuhanku. Saat itu, aku susah payah melarung sebagian keinginanku untuk memiliki dan menguasaimu. Aku tidak sejahat itu.


Aku pergi ke pantai, kukatakan pada Ibu, "Jika hasratku melebihi apa-apa yang seharusnya, tolong sisakan sebagian saja. Biarkan sebagian lain ikut terbawa ke dasar laut."


Aku mencintaimu, sosok yang hari ini sedang memeringati kelahiran. Kuharap cinta yang kusampaikan ini tidak membuatmu merasa terbebani, merasa terpasung, atau terkurung.


Kau tahu apa yang membuatku lebih bahagia dalam perayaan tunggal ini? Angka 28 di umur yang tengah kau peringati. Kau juga tahu, angka itu jadi bagian yang istimewa di dalam laku hidupku. Kuharap usiamu ini juga demikian, membawamu pada hal-hal yang istimewa, membahagiakan.


Koes, semoga Gusti memberi apa-apa yang kau butuhkan untuk hidupmu. Memberi warna yang tegas, cerah, dan beragam dalam laku yang kau jalani. Tidak ada doa buruk dalam tulisan ini. Semoga kau bisa terus melanjutkan apa-apa yang baik, dengan jalan yang mudah, dan kesempatan yang tak terhingga. 


Selamat memeringati kelahiran, Koes. Berkah Gusti bersamamu. []


Tulungagung, 05 November 2022

Post a Comment

0 Comments