Ngulik Panganan Khas Bumi Gayatri

Hujan tengah mengguyur para pengguna jalan pagi itu. Rintik demi rintiknya menggantikan embun yang datang semalaman. Aspal jalan dengan warna abu-abu berubah hitam, basah oleh tetes hujan yang turun makin deras. Sementara waktu masih menunjukkan pukul 06;00. Tapi hujan tak membuat lalu lintas sepi, justru suasana riuh ramai makin terasa. Para pengguna jalan mulai memadati setiap sudut yang tadinya lengang.


Jalan yang diberi nama Jl. Pangeran Diponegoro itu memang menjadi salah satu jalan utama di kabupaten kecil di selatan Jawa Timur. Hujan dan panas sekalipun tidak akan membuat jalan yang juga melewati perempatan bundaran Tugu Jam itu sepi peminat. Akan ada banyak kendaraan baik roda dua, becak, maupun kendaraan roda empat berlalu lalang di jalan yang langsung mengantarkan pengendara menuju taman aloon-aloon di kabupaten tersebut.


Sebut saja Tulungagung. Kabupaten yang memiliki luas wilayah tidak lebih dari 1.055,65 km2. Terletak di bagian selatan Jawa Timur, bersinggungan langsung dengan Samudera Hindia, atau lebih akrab disebut pantai selatan. Karena bersinggungan dengan pantai selatan, tak heran banyak destinasi wisata pantai yang dimiliki oleh kabupaten yang juga dijuluki sebagai Bumi Gayatri ini.

Hamparan.com

Ada lebih dari 20 pantai yang mulai viral dan menjadi tujuan wisatawan ketika berlibur ke Tulungagung. Tidak hanya memberikan destinasi wisata alam yang indah, Tulungagung juga masih melestarikan makanan tradisional milik masyarakatnya.


Sebut saja salah satunya Sredek. Gorengan yang berasal dari panganan tradisional Gethuk ini menjadi makanan yang wajib ada, terutama di kawasan selatan Tulungagung. Bentuknya yang setengah lingkaran, pipih dan rasanya yang asin gurih, membuat panganan ini mudah diingat, bahkan oleh orang yang baru mencecapnya.


Biasanya Sredek dinikmati ketika baru keluar dari wajan penggorengan, alias masih panas atau hangat. Sredek sendiri sering disandingkan dengan secangkir kopi juga teh. Setiap kalangan mampu menikmati gorengan ini karena harganya yang sangat terjangkau.


Makanan lain yang menjadi khas di Tulungagung adalah ayam Lodho. Ayam bakar yang kemudian dimasak menggunakan kuah santan dengan bumbunya yang khas ini tidak boleh terlewatkan ketika bertandang ke Tulungagung. Penghidangan ayam Lodho pun beragam, ada yang menghidangkannya dengan nasi pulen biasa, ada pula yang menghidangkannya dengan nasi gurih, atau nasi kuning.

GoTravelly.com

Selain itu, ada masakan yang menjadi khas di Tulungagung yakni Punten Pecel, dan Sompil. Kedua makanan ini memiliki bahan dasar yang hampir sama. Jika dalam pembuatan punten pecel, beras ditambahkan dengan santan, kemudian setelah menjadi nasi ditumbuk hingga halus, maka sompil hanya menggunakan lontong seperti biasa. Toping yang biasanya digunakan dalam punten pecel yakni kecambah yang disiram dengan sambal kacang pedas. Sementara dalam pembuatan sompil, sayur yang digunakan adalah lodeh, kemudian disiram dengan sambal kacang dan diberi rempeyek atau kripik tempe.


Selain masakan, ada salah satu jajanan khas Tulungagung yang dapat dijadikan oleh-oleh setelah berkunjung ke bumi Gayatri. Adalah Gethi, jajanan khas berbahan dasar wijen dan gula merah yang dapat dinikmati dalam jangka waktu lama. Semua toko jajanan di Tulungagung sudah pasti menyediakan Gethi dengan beragam ukuran dan harga.


Masih ada banyak makanan atau jajanan tradisional lain yang disajikan dan tersedia di Tulungagung. Sangat gampang ketika ingin mengulik dan mencicipi aneka hidangan kuliner dan jajanan, karena di tempat wisata, masyarakat juga menyediakannya. Jadi kalau kalian sedang nge-trip ke Tulungagung, jangan ragu-ragu menikmati destinasi wisata dan kulinernya yang khas. Asli, kalian tidak akan menyesal. []


Post a Comment

0 Comments