Nota-nota Kelinci



Nota Kelinci

Nota-nota itu berbaris menunggu dibaca orang-orang penting negeri dongeng
Banyak yang mengaku telah membaca tapi lupa apa-apa yang terbaca atau sengaja scroll ke bawah tanpa iba

Seperti cerita seekor anak kelinci, melompat dari satu cerita menuju cerita yang lainTapi? tak ada yang peduli pada apa yang ia lakukan
Semua memandangnya dengan tanpa pertimbangan, tanpa pertanyaan, tanpa rasa penasaran

Anak kelinci tidak mengerti
Manusia membangun karakter buruk baik kepadanya, tanpa ada perumusan yang dalam
Hanya sukur membuat si anak kelinci nampak tidak punya daya utuk mencari definisi atas dirinya, lelakunya

Cerita ini menjadi sama tak berarti
Ketika menemui kedangkalan pengarang dalam mengaspirasi karakter tokoh dalam ceritanya

Cerita semacam ini akan jadi jemu
Tidak menarik karena tidak ada rasa ingin tahu pembaca terhadap kisah si anak kelinci

Yang ternyata ia hidup dalam sangkar
Tidak punya sanak, bahkan orangtua
Sendiri dalam pencarian dan ketakseimbangan diri
Nasibnya dipertaruhkan 

Kepada pengarang nakal yang tak punya rumusan sopan
Mereka tak punya dalih lain, selain pencair keuntungan atau laba suapan
Tak ada lagi peduli, iba, bahkan rasa memiliki.

Tulungagung, 18 Desember 2017

Nota Pertama
Kebanyakan nota kubuat samar
Biar laporan pertanggungjawaban tidak terwujud
Biar mereka dibuat pusing
Dan aku menang atas ketiadaberdayaan mereka

Aku tidak suka cinta
Rasanya pahit dengan campuran lemon yang asam
Bahkan serbuk kopi pun akan hanyut olehnya
Aku cinta yang tidak ingin suka kepada cinta

Lalu nota-nota kubuat tanpa cinta
Baladanya terkotak-kotak epik
Alurnya tidak sesuai penanggalan masehi atau bulan
Dan cerita kita sampai akhir
Meski tidak pernah dimulai.

Tulungagung, 15 Februari 2017, 06;20


Nota Ketiga
Manusia yang mendengungkan kebebasan tengah bersua
Dihadapan secangkir expresso, dan aceh gano
Sedang lain larut bersama butir-butir es batu
Disiram cairan coklat memabukkan
Es cappuccino, katanya.
Dini hari,
Para manusia itu melingkar
Menempati liang-liang baru dengan gugusan tim yang beda
Puluhan dan ratusan kali mereka bertemu
Tapi jiwa mereka, pikiran mereka, adalah baru.
Tulungagung, 18 Februari 2017, 02;39
#Morfo_Biru

Post a Comment

0 Comments