BABAK BARU PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Setelah tradisi retorika berhasil menjadi basis studi komunikasi terutama di Yunani dan Romawi, pada akhir sejarah klasik mulai tercetuslah istilah tradisi jurnalisme yang juga tidak trelepas dari pengembangan retorika itu sendiri. Seni berdialog memang sangat sukar untuk dilepaskan dari kehidupan manusia terutama yang berhubungan langsung dengan sosial politik kemasyarakatan. Sejarah singkat mengenai jurnalisme kemudian merambat dan berkembang lagi, sampai pada akhirnya bertautan dengan beberapa ilmu lain sehingga mencetuskan ilmu baru yang urgen bagi kehidupan manusia, yaitu ilmu komunikasi.
Kita tahu bahwa manusia adalah makhluk individu yang juga tergolong makhluk sosial. Dimanapun berada, tentunya seorang manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk saling berkomunikasi. Kemudian sebagai pelengkap dari adanya kinerja-kinerja perorangan untuk mencapai sesuatu hal terutama dalam melanggengkan suatu pekerjaan, maka manusia membutuhkan seni berdialog untuk membantu dalam beradaptasi dan mengatur sekaligus mengontrol lingkungannya.
Inilah sebabnya, pada sejarah awal, ilmu komunikasi adalah sebagai bentuk perkembangan yang sangat signifikan dari tradisi retorika yang sebelumnya juga sempat memunculkan adanya tradisi jurnalisme pada masa Romawi Kuno. Begitu luasnya pembahasan tentang sejarah ilmu komunikasi, sangat tidak mungkin untuk sekaligus dipelajari. Maka dalam makalah kali ini, penulis ingin sedikit mendalami sejarah ilmu komunikasi pada bagian perkembangan ilmu komunikasi periode setelah perang dunia kedua yang telah sampai pada babak baru, dan akhirnya menuju pada era integrasi, sampai pada era informasi. Tidak lupa juga penulis ingin memperkenalkan tokoh-tokoh yang berkontribusi dalam ilmu komunikasi serta menguraikan secara singkat perkembangan ilmu komunikasi ketika sampai di Indonesia.

B.            Rumusan Masalah
1.        Apakah yang dimaksud dengan babak baru perkembangan ilmu komunikasi?
2.        Siapa saja tokoh penting di era perkembangan ilmu komunikasi?
3.        Bagaimana sejarah perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia?


C.           Tujuan
1.        Menjelaskan definisi sekaligus maksud dari babak baru perkembangan ilmu komunikasi.
2.        Mengenalkan tokoh-tokoh penting yang berperan dalam perkembangan ilmu komunikasi.
3.        Menjelaskan tentang sejarah perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia. 






BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Babak Baru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, babak artinya adalah bagian dari suatu keseluruhan proses, kejadian, atau peristiwa.[1] Jika dikaitkan dengan sejarah, maka yang dimaksud babak baru disini adalah suatu bagian dari sejarah baik banyak maupun sedikit yang melingkupi suatu peristiwa. Sejarah ilmu komunikasi periode klasik yang sudah lebih dulu diketahui tentunya membawa imbas bagi perkembangan ilmu komunikasi selanjutnya. Artinya adalah, selama ilmu komunikasi itu mengalami perkembangan, maka akan terus ada teori-teori terbaru yang membuat ilmu tersebut semakin paten, terkonsep, semakin kokoh, dan metodologi ilmunya semakin disempurnakan.[2]
Ilmu komunikasi adalah salah satu ilmu pengetahuan yang mulai berkembang dan dirumuskan sebagai ilmu baru setelah perang dunia kedua.[3] Dalam masa awal, ilmu ini tidak serta merta berdiri sendiri, karena dipengaruhi oleh berbagai teori dan pemikiran dari para ahli di bidangnya. Mulai dari pakar sosiologi, psikologi, bahkan sampai pakar politik, mulai melakukan pengkajian atas ilmu komunikasi dan medianya.[4]

B.            Pengantar Perkembangan
Setelah sebelumnya berkutat pada pembahasan  mengenai munculnya ilmu komunikasi, dan setelah mengetahui sejarahnya, maka hal yang kemudian dapat dilakukan yakni dengan mengetahui kilas jejak perkembangan ilmu komunikasi. Dalam buku Handbook Ilmu Komunikasi, tertulis bahwa Delia meletakkan dasar studi komunikasi modern berawal dari sejarah yang progresif[5]. Delia juga mempetakan sejarah awal munculnya ilmu komunikasi dalam lima bidang riset utama yang masing-masing memiliki dasar dan teori tersendiri.[6] Pertama, tentang riset lembaga komunikasi dan politik yang merupakan turunan dari berbagai disiplin ilmu, termasuk di dalamnya tema sosial politik dalam komunikasi publik. Kedua, tentang Madzhab Sosiologi Chicago, pengguna madzab ini mempelajari komunikasi lewat riset-riset yang bersifat empiris, dan diutamakan pada investigasi lapangan. Ketiga, Studi Psikologi Sosial, dengan menggunakan pendekatan eksperimental. Keempat, tentang komunikasi dan pendekatan, berfokus pada dampak strategi instruktural. Kelima, Komunikasi yang bersifat komersil, riset jenis ini dilakukan sebagai cara mudah untuk mendapatkan keefektifitasan dalam strategi pemasaran.
Berkembangnya ilmu komunikasi juga rasanya tidak lepas dari berapi-apinya perang dunia kedua pada saat itu, yang menyebabkan banyak ilmuan dari berbagai bidang beramai-ramai meminati ilmu komunikasi. Kemudian dalam bidang pengajarannya, ilmu komunikasi di dukung dengan adanya sekolah jurnalistik dan jurusan komunikasi yang berhasil di ekspansi terutama doleh pemenuhan kebutuhan staff ahli dan keanggotaan yang beragam dari National Sosiety for the Study of Communication (yang kemudian menjadi ICA).[7]
Memasuki tahun 1960, sampailah perkembangan ilmu komunikasi pada taraf integrasi[8]. Ciri umum yang dapat dilihat dari periode ini adalah adanya pengadopsian istilah komunikasi oleh para akademisi sebagai istilah yang sentral, yang merupakan aspek unik dari perilaku manusia.[9]

C.           Pengenalan Tokoh
Di sepanjang babak baru perkembangan ilmu komunikasi[10], ada beberapa tokoh yang sangat berpengaruh. Pakar dalam bidang sosiologi misalnya, memfokuskan ilmu komunikasi pada dinamika kelompok, relasi sosial, dan asal-usul sosial suatu ilmu pengetahuan. Kemudian ahli politik juga menulis tentang peran dari komunikasi dalam tataran pemerintahan, opini publik, sampai membangun imej politik. Tidak ketinggalan pakar dari studi admunistrasi serta pakar bidang antropologi dan bahasa, yang masing-masing menulis mengenai organisasi, managemen, kepemimpinan dan jaringan informasi yang ternyata memberikan dasar bagi tumbuh kembangnya sebuah ilmu komunikasi, serta mempersiapkan ilmu komunikasi sebagai tahapan dari berkembangnya komunikasi kebudayaan yang juga dapat menjadi area studi. Selain dari keempat bidang tersebut, ada beberapa tokoh penting yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu komunikasi, antara lain:
1.      Di awal tahun 1960, D.K. Berlo, memperkenalkan bukunya, The Process of Communication, yang berkenaan dengan model komunikasi Intrapersonal (berkaitan dengan belajar).
2.      Tahun 1962, E.M. Roger telah berkontribusi meneliti sebuah proses komunikasi dalam difusi inovasi[11] pada tingkat individu dan sosial.
3.      Di kisaran tahun 1962-1969, terdapat empat tokoh yakni Rogers, Stanfield, Shoemaker, dan van Den Ban, mereka berempat sama-sama mempelajari peranan komunikasi interpersonal dan media massa dalam difusi inovasi, khususnya inovasi dalam bidang pertanian, pendidikan, dll.
4.      Tahun 1964, Marshal Mc. Luhan mempublikasikan Understanding Media, kemudian mengungkapkan pendapatnya bahwa media komunikasi modern memungkinkan orang-orang di seluruh dunia dapat saling berkomunikasi.
5.      Tahun 1967, ada tokoh bernama Frank Dance yang berpendapat bahwa komunikasi berbentuk spiral-helikal. Pendapatnya ini adalah untuk menjelaskan suatu gagasan bahwa komunikasi merupakan proses yang kompleks dan evolusioner.
6.      Masih di tahun 1967, ada tiga tokoh yaitu Watzlawick, Beavin, dan Jackson. Mereka bertiga menyajikan analisis komunikasi menurut sistem. Menurut mereka, komunikasi adalah suatu proses yang melibatkan suatu kegiatan memberi dan mengambil pesan.
7.      Mulai masuk pada era Spesialisasi, di tahun 1971, Marvin E. Shaw menulis tentang dinamika kelompok yang di dalamnya juga memperkenalkan retorika dan studi interaksi.
8.      Tahun 1972, Kincaid mengemukakan pendapatnya yakni mengenai metode analisis jaringan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu kelas sosial.
9.      Kemudian di tahun 1975, Kincaid bersama dengan Schramm, berpendapat bahwa untuk mencapai pemahaman yang dapat timbal balik, komunikasi sifatnya harus konvergen, yakni dimana seorang partisipan dapat menciptakan sekaligus berbagi informasi.
10.  Masih di tahun 1975, Miller dan Steinberger mengemukakan adanya asumsi dasar yang membedakan adanya komunikasi non-interpersonal dengan yang interpersonal.

Dari kesekian tokoh tersebut, semuanya telah mengambil peran yang cukup sentral dalam membantu berkembangnya ilmu komunikasi, hingga akhirnya sampai pada era informasi yang ditandai dengan mulai meningkatnya peranan komunikasi dalam kehidupan pribadi dan sosial masyarakat.[12] Di era informasi juga telah ditemukan peningkatan minat, yang mana menjadikan komunikasi dalam media sebagai suatu komoditi ekonomi yang dapat menciptakan, mendistribusikan, dan mendaur ulang suatu informasi.
Era informasi ini terjadi pada kisaran tahun 1980 sampai pada 1990an. Menurut beberapa peneliti, studi ilmu komunikasi pada tahun 1990 lebih beranekaragam daripada tahun-tahun sebelumnya.[13] Hal itu dibuktikan dengan pesatnya pendekatan relasional dan pendekatan retorik, kemudian disusul dengan munculnya berbagai sub-bidang dalam ilmu komunikasi.

D.           Perkembangan di Indonesia
Setelah memasuki era Informasi, ilmu komunikasi kemudian mulai menggunakan berbagai wajah dalam penerapannya. Bidang-bidang baru mulai berkembang dan tumbuh dalam tubuh ilmu komunikasi itu sendiri.  Kajian demi kajianpun mulai dilakukan oleh negara-negara yang maju maupun berkembang, tak terkecuali Indonesia. Dalam sejarah awal menyebutkan, bahwa kajian komunikasi pertama kali muncul di Indonesia ditandai dengan adanya kajian Jurnalistik. Hal inipun tidak bisa terlepas dari akar tradisi Eropa yang sudah lama melekat di Indonesia.[14]
Di era perkembangan, kajian jurnalistik yang menjadi tonggak awal kajian komunikasi kemudian disulap menjadi salah satu bidang yang dikaji dalam ilmu komunikasi. Kecenderungan yang muncul dari para lulusan yang mendalami kajian jurnalistik saat itu, pada umumnya hanya dominan pada bidang komunikasi massa, belum merambah pada komunikasi organisasi atau bahkan komunikasi antar budaya. Tetapi dengan bergantinya waktu dan semakin meningkatnya minat para ahli dalam mendalami tiap sudut kajian komunikasi, maka pengelolaanpun dilakukan, yang akhirnya melahirkan pakar komunikasi antar budaya seperti Dedy Mulyana, dan pakar komunikasi antar pribadi seperti Budayatna, dan lain sebagainya.[15]
Telah banyak disaksikan mengenai fenomena-fenomena dalam upaya peningkatan kajian komunikasi di Indonesia. Beberapa diantaranya yaitu peningkatan kreativitas dalam penggunaan teori-teori atau konsep-konsep komunikasi yang meneliti media. Kemudian adanya perluasan area permasalahan dalam kajian komunikasi menujuk pada keterkaitannya dengan kemajuan teknologi dan informasi.[16] Mulai muncul dan maraknya tema-tema baru dalam kajian, juga merupakan fenomena yang tidak dapat disangsikan lagi dari peningkatan mutu kajian komunikasi di Indonesia.






BAB III
KESIMPULAN

1.    Ilmu komunikasi adalah salah satu ilmu pengetahuan yang mulai berkembang dan dirumuskan sebagai ilmu baru setelah perang dunia kedua. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, babak artinya adalah bagian dari suatu keseluruhan proses, kejadian, atau peristiwa. Jika dikaitkan dengan sejarah ilmu komunikasi, maka yang dimaksud babak baru disini adalah suatu bagian dari sejarah –yang baru- baik banyak maupun sedikit yang melingkupi suatu peristiwa yang terjadi selama sejarah ilmu komunikasi berlangsung.
2.    Di sepanjang babak baru perkembangan ilmu komunikasi, ada beberapa tokoh yang sangat berpengaruh, diantaranya yakni pakar sosiologi, pakar admistrasi, pakar dari antropologi dan bahasa, serta pakar politik, dan juga tokoh-tokoh yang memiliki konribusi besar dalam kajian ilmu komunikasi.
3.    Dalam sejarah awal menyebutkan, bahwa kajian komunikasi pertama kali muncul di Indonesia ditandai dengan adanya kajian Jurnalistik. Tetapi di era perkembangan, kajian jurnalistik yang menjadi tonggak awal kajian komunikasi kemudian disulap menjadi salah satu bidang yang dikaji dalam ilmu komunikasi.






DAFTAR PUSTAKA

Berger, Charles R. dkk. 2014. Handbook Ilmu Komunikasi. Bandung: Nusa
Media.
IPB, Fakultas Ekologi Manusia. Sejarah Studi Komunikasi.file.ppt
Kamus_Besar_Indonesia.pdf
Marhaeni, Dwi Pangastuti. Tt. Pengantar Ilmu Komunikasi.pdf.doc
Zamroni, Muhammad. 2009. Filsafat Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.





[1] Kamus_Besar_Indonesia.pdf
[2] Dwi Pangastuti Marhaeni, Pengantar Ilmu Komunikasi, pdf.doc
[3] Muhammad Zamroni, Filsafat Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 9
[4] Dwi Pangastuti Marhaeni, Pengantar Ilmu Komunikasi, pdf.doc
[5] Progresif (dalam KBBI) artinya kearah kemajuan, berhaluan ke arah perbaikan keadaan. Dalam hal ini penulis memaknai kata progresif sebagai suatu pengertian bahwa perkembangan ilmu komunikasi modern, berlangsung sangat cepat dan maju.
[6] Charles R. Berger, dkk, Handbook Ilmu Komunikasi, (Bandung: Nusa Media, 2014), hlm. 28
[7] Ibid., hlm. 30
[8] Integrasi (menurut KBBI) adalah pembauran, penyesuaian, penyatuan, atau perpaduan hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal ini berarti bahwa ilmu komunikasi telah berkembang begitu pesatnya dengan perpaduan dari ilmu-ilmu yang menyertainya.
[9] Fakultas Ekologi Manusia-IPB, Sejarah Studi Komunikasi,...file.ppt
[10] Babak baru yang saya maksudkan dalam makalah ini mencakup era integrasi (kisaran 1960) sampai dengan era Informasi (kurang lebih sampai kisaran tahun 1990). Dikutip dari hasil resuman file ppt Fakultas Ekologi Manusia-IPB, Sejarah Studi Komunikasi.
[11] Difusi Inovasi adalah suatu proses dikomunikasikannya suatu inovasi kepada anggota-anggota sistem sosial.
[12] Fakultas Ekologi Manusia-IPB, Sejarah Studi Komunikasi,...file.ppt
[13] Charles R. Berger, dkk, Handbook Ilmu Komunikasi,... hlm. 33
[14] Muhammad Zamroni, Filsafat Komunikasi,... hlm. 15
[15] Ibid,... hlm. 15
[16] Fakultas Ekologi Manusia-IPB, Sejarah Studi Komunikasi,...file.ppt

Post a Comment

0 Comments