Puisi-puisi di Kamarmu

 Kalau tak ada puisi di matamu

masih ada waktu

 

yang dijaga dari matamu

abu-abu tanpa awan bergulung-gulung

 

tapi aku orang asing yang memilih diam       

asing yang tak ada - tak tampak sebagai manusia

 

mungkin benar aku mati

meski tubuhku menolak jadi jasad

            di pembaringan.

 

13 Februari 2022

=========================================

 

Koes,

Aku melalui bulan ini sendirian

            (jika sendiri kusandarkan pada keberadaanmu)

 

Aku melalui bulan ini terbata-bata

Tugas yang urung selesai

Tulisan-tulisan yang tak kunjung ‘jadi’

 

Koes,

Aku hanya butuh duduk

Sejenak menekuri nasib

            dan apa-apa yang semata-mata, maya

 

Pada saat yang sama kehilangan

percaya pada diri sendiri

 

Mungkin niat tak selalu baik jadi baik

nasib baik tak selalu membayar waktu lebih banyak.

 

17 Februari 2022

=========================================

 


Tidak sepaham saja pada apa-apa yang ada

Ini seperti nasib buruk sebelum meninggalkan kerja-kerjamu

 

Nasib buruk setelah terlahir ke dunia

            hidup dengan pekerjaan yang tidak memanusiakanmu

 

Nasib buruk menjadi pencinta yang gagal

            tidak pernah mendapati kesenangan

 

Nasib buruk selanjutnya, kau tau apa?

            gagal mengenali diri sendiri.

 

17 Februari 2022

===============================================

 

Kau melihat petir? Sedekat yang bisa kujangkau

            Tanpa cumulonimbus

            Sependek cinta tak butuh alasan

 

Kau lihat berapa kali?

Sekedipan mata yang nanar dan tajam

Tak ada guntur dan kau tak benar-benar butuh aku

Buat bisa hidup

 

Kau lihat berapa banyak?

Yang tak bisa kau ucapkan lewat kalimat-kalimatmu

Yang pengar, yang marah, kadang-kadang

 

Kau lihat?

Berapa yang singgah dan pergi?

 

17 Februari 2022

===========================================

 

Aku dan puisi adalah kau

Menjelma tubuh yang papa

Kadang mendongak ke langit

            menangisi hidup.

 

Aku dan puisi adalah kau

Merajai jalan-jalan yang congkak

Kadang mengendus bau tanah

            menangisi hidup

 

Aku dan puisi adalah kau

Gugur seperti daun-daun

            kering dan kesepian. []

 

21 Maret 2022

Post a Comment

0 Comments