Puisi-puisi Moch Aldy MA

 

Rekuiem


Kemarin aku meninggal,
meninggalkan pinata yang
mati menjelma lilin-lilin dingin.
Mengunci tanda tanya di
kedalaman rindu yang mabuk.

Mengabdi pada keabadian api,
seperti tiga anggur yang gugur
tepat di hari-hari yang tabu.
Tak serupa Triduum; kamis suci,
jumat agung dan sabtu sunyi.


O adakah misa arwah untuk arwah-arwah yang penasaran?


Dengan secercah darah
anak dara dan roti tanpa ragi:
dalam nama cinta,
dan putera cinta,
dan roh cinta,
kau datang ke alam mimpi, menjamu bibirku, terakhir kalinya—
sebelum sempat membasuh air mataku yang mengalir di cawan waktu.


(2021)

 

Ux Collective

Guna-guna

Semar Mesem, Jaran Goyang, Mani Gajah, Bulu Perindu, Asihan dan Lintrik:
    hanyalah beberapa intrik agar kau jatuh cinta;
        memang, guna-guna itu berguna
            agar kau langsung jatuh hati tanpa harus berusaha.

Namun, nyatanya tak terlalu berguna saat aku jatuh bangun berusaha mencintai diriku sendiri tanpa karena; dan membantuku melupakanmu yang tak mempan dengan guna-guna sebab pergi tanpa aba-aba.


(2021)

 

Unsplash.com


Mereka Berkata, Jadi Biarkan Aku Bercerita

Mereka berkata: banyak jalan menuju Roma. Tapi kota Roma dibakar Kaisar Nero. Kau tak peduli, selama patung David dari marmer setinggi 17 kaki yang dipahat Michaelangelo Buonarroti masih dipajang telanjang di negeri Pizza.

Mereka berkata: tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Tapi mereka anti-Cina. Ada apa dengan Cina, sayang? Kau masih tak peduli, selama gaun dari kain tafetta menambah dosis kecantikanmu melebihi dewi Aphrodite milik mitologi Grika.

Mereka terus berkata, kau masih tak peduli, jadi biarkan aku bercerita...
Kemarin aku menonton Spongebob si celana kotak, aku menemukan Gurita yang entah kenapa memiliki nama Squidward yang secara leksikal bermakna cumi-cumi (ini tak penting sebenarnya).

Bagian terpentingnya adalah aku menemukan kenyataan bahwa seniman di laut juga bernasib sama seperti seniman di darat: dipecundangi restoran cepat saji.

Oh ya, tahun kemarin, pasukan Terakota kembali ditemukan. Besok, semoga Atlantis yang ditulis Plato di buku Timaeus dan Critias juga bisa segera ditemukan. Kepalaku sudah serupa Ensiklopedia, ada miliaran hal indah, mengagumkan, menjijikkan dan lucu yang ingin kuceritakan padamu.

Pulanglah sayang, sebelum penyakit memori seperti Demensia dan Amnesia mengetuk pintu ingatanku...


(2021)


________________________

Penulis

Moch. Aldy MA. Lahir di Bogor, 27 Maret 2000. Kreator dan kurator puisi, cerpen dan seorang penerjemah. Bukunya: Timbul Tenggelam Philo-Sophia Kehidupan (2020); Timbul Tenggelam Spirit-Us Kehidupan (2020); Trias Puitika (2021). Bisa Disapa via e-mail: genrifinaldy@gmail.com; Ig: @genrifinaldy; twitter: @mochaldyma



Post a Comment

0 Comments