Mari Bicara Perihal Maut

 

Adakah topik yang lebih menarik untuk kita bicarakan malam ini, selain tentang kematian? Kukira tidak, Koes. Bagimu mungkin ada banyak bahan cerita, tapi menurutku semua itu menjadi omong kosong yang sukar selesai.

 

Yaa! Ada alasan penting yang membuatku lebih suka membicarakan kematian daripada pekerjaan, hobi dan teman dekat atau kekasih baru. Bukan karena aku sedang tak memiliki semua itu, tapi sebab maut lebih nyata dari semua itu.

 

merdeka.com

Begini, kau tahu sendiri bahwa maut membersamaimu, sejak detik berganti menit ke jam sampai tahun-tahun dan segenap kehidupanmu. Tapi sekali saja, maut tak pernah kau bicarakan bahkan saat dengan dirimu sendiri. kau abai saja padanya, seakan ia dank au tak akan pernah saling bertaut.

 Baca Juga: Pekuburan

Tunggu, Koes. Bukankah sebelumnya sudah kukatakan dengan jelas bahwa maut yang membawamu pada Tuhan adalah yang paling dekat denganmu? Bagaimana mungkin kalian tak saling bertaut? Bagaimana mungkin kau mengabaikannya tak menyapanya?

 

Padahal ia mengikuti setiap langkah dan aliran darahmu. Maut mewujud apa-apa yang kau tidak akan pernah sangka. Ia bisa saja sewaktu-waktu memberi sumbatan kecil pada pembulu darahmu atau sekaligus menghentikan detak jantungmu.

 

Kau bisa merasai cinta buta, sebab ada berahi dan hasrat keutuhan yang fana. Tapi kau tak bisa, bahkan hanya membaca raut mautmu dalam wujud yang paling tidak utuh sekalipun. Meski Sang Esa memberimu kesempatan, tetap saja tanda itu tak terbaca.

 

Semua lebih suka melihat ujung jalan gelap dan mengawang-awang capaian, masa depan. Hingga kau dan akan semakin banyak lagi yang tak peduli pada mautnya sendiri. Begitu, akhirnya manusia mengenal ragam sesal, sebab lupa cara merenungkan kematian. []


Tulungagung, 11 Maret 2021

Post a Comment

0 Comments