Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar

LAGU IBU

Ibu, aku ingin pulang
ke rumahMu
sebab, surga yang dibilang
orang-orang diam, di kakimu
telah diambil seorang tentara
soekarno-hatta, yang sering dititip ayah
di sakunya

dan beberapa kenangan
telah selesai
ditulis orang-orang
jadi puisi, di jalan raya

ibu, aku rindu
aku pulang dong
sip? 

2019

LAGU IBU /2/

Banyak restoran Amerika di jantung
laju kencang doa-doa di kepala
satu ciuman saja, ibu
atau apa pun
agar ngilu hilang
dari badan.

2019

LAGU IBU /3/

Kau adalah lagu riang
di mulut siapa saja
yang selalu
ingin pulang. 

2019

LAGU IBU /6/

Kutemukan dirimu
dalam lagu orang Korea
yang datang dan hilang
dalam sebuah kamus
seseorang, isi kepalanya isi bumi
mengirim kat-kata yang ditulisnya
dengan telepon pintar
dia bertanya, ‘kau apa kabar?’
kubilang, aku sedang merapal
doa yang sama
yang itu-itu melulu
hanya saja, agar keren sedikit
dan tidak pending dong
aku memulai doa
dengan bahasa Inggris UK

2019

LAGU IBU /10/

Aku pulang ke rahim-Mu
dan malas bertarung
Biarkan aku malas-malasan di situ, Ibu
Negeri penuh kecamuk
Tiada makna segala goyangan
Luput segala biduan
Muntah-muntah aku melihat segala dosa visual, Ibu

Biarkan aku malas-malasan, Ibu
Tidur seribu tahun
Di rahim-Mu
Di segala cahaya menuju rumah-Mu 

Ibu, aku selalu pulang
Letih seluruh goyangku
Patah sekujur urat-urat
Aku istirah, Ibu. 

2018

BILA RINDU BENAR PELURU

                                    untuk: Puput Amiranti

Bila rindu benar peluru
remuk tubuhku, Ibu
sebab seluruhku
tak mau diatur waktu
bungkam busukku, Ibu
tenggelamkan aku dalam baik matamu: kata-kata tak setajam itu! 

cabut nyawaku, Ibu
hadiahi aku puisi-puisi jelek
ayah, yang lari, yang mati: meninggalkanmu

Juli, 2018

Maulidan Rahman Siregar. Lahir di Padang, 03 Februari 1991.
Menulis puisi, cerita pendek, dan artikel musik.
Buku yang terbit; Tuhan Tidak Tidur Atas Doa Hamba-Nya yang Begadang (2018)
dan 
Menyembah Lampu Jalan (2019)


Post a Comment

0 Comments