Obsesi

  

Aku hanya bisa membuatkan parafrase dari setiap cerita yang kau tulis. Bukan sebuah cerita yang baru, dan tak ada kebaruan yang bisa kuciptakan.

 

Kadang aku bingung, bagaimana seseorang bisa membagi cerita yang benar-benar terbaca nyata. Aku bahkan tidak bisa membuatkan diriku sendiri cerita nyata dari hasil pengalaman yang telah kulakukan.

 

Aku selalu berbohong dalam segala hal. Aku tidak pernah sungguh-sungguh melakukan apa yang aku ucapkan. Aku selalu menjadi liyan dan memilih menutup diri dari apapun yang ada di sekitarku.

 

Aku pilih menjadi bayangan yang tidak setiap orang menyadari ke-ada-anku. Bayangan yang dipakai mengukur tingkat panas, atau menjadi bahan ledekan untuk selfie, oh berswafoto untuk sekedar mengisi galeri.

 

Yaa aku adalah bayangan. Sekarang aku akan mempelajari apa fungsiku ada di antara masing-masing manusia. Apa alasan Tuhan menciptakan rupa hitam putih pada masing-masing manusia, yang tidak pernah disadari kehadirannya, sama sekali.

 

IDN Times Sumsel

“Ini hadiah untukmu, semoga suka.”

 

“Terimakasih banyak.”

 

“Apa kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.”

 

“Boleh. Aku luang.”

 

Lalu seperti hari-hari sebelumnya, kita menghabiskan waktu sepanjang hari, sampai malam menjelang. Menurutmu apa lagi yang bisa kupastikan selain perasaan yang nyaman? Tapi mungkin akan sedikit berbeda dengan yang sempat terlontar dalam kalimat-kalimat sebelumnya.

 

Mungkin juga yang menjadikannya berbeda adalah, aku tidak memikirkan apapun sebagaimana yang kulakukan tempo hari. Jangan jangan aku sedang terobsesi untuk yang kedua kalinya?

 

Tapi tidak akan mungkin hal itu terjadi untuk yang kedua kali dalam tempo sesingkat ini. Belum ada setahun, sejak pertama kali obsesi itu timbul, dan sekarang aku telah mengalaminya lagi? Mustahil.

 

Tuhan, ini cinta atau obsesi?

Bahkan aku belum bisa membedakannya sampai detik ini. Benar, aku mencintainya. Jadi? Aku harus memilikinya? Tidak. Kebaikan tak bisa selalu diartikan dengan cinta. Pun pemberian atau hadiah, bahkan kebersamaan.

 

Mungkin yang bisa kuminta saat ini hanya satu, tolong jaga dia. Jadikan dia sahabat yang baik untukku, setidaknya sampai aku bertemu dengan orang yang benar-benar menjadi sahabat di hidupku. Begitu saja. []

Post a Comment

0 Comments