Travesti Atas Nama Nilai




Bilik ruang pengap kau tempati sebagai penyangsi atas ketidakberdayaan jasad
Memangku pra-anggapan manusia
Meringkuk mencari moksa diri dari kungkung budaya atas sebatang nilai bernama moral
Dalam cepak sang waktu kau dan aku menjanji ketakberhinggaan kebahagiaan, kedukaan kecukupan
Mengecap diri sebagai sepasang sayap elang yang haus mangsa
Melegalkan sifat kebinatangan

Lalu kau dikata lacur
Tak punya koridor batas atas lawan bicaramu, cermin-cermin bisu
Sementara nilai-nilai duduk bersila bercokol di singgahsana yang Maha
Ketabuan dirawat dan dipupuk menjadi batas, pembatas
Tidak ada negosiasi, konsolidasi


Lakumu jadi pincang
Durasi langkahmu melambat seperti seekor kukang
Lalu kau nekad beranjak keluar dari kemapanan yang dikonstruk sedemikian detail
Sementara tak ada laku keberpihakanmu
Hingga kau uji kepahamanmu atas sebuah moral ini, moral itu

Kau gadis adalah sebatang lilin siap terbakar dan dibelikan sebuah kebaruan
Sementara aku hanya bias bayang yang kau jumpai pagi, siang menuju senja sampai malam
Aku berani bertaruh nyawa atas kerentananmu menghadap pada cerca pada travesti para manusia atas nama nilai
Bahwa ia menghendaki lajangmu terbabat, tergadai, tercukupkan, atas nama nilai

Lalu kau jengah tidak serta menyerah
Disingkaplah oleh Tuhan kemanusian sebuah jasa atas kedirian
Ia memangku penegasan hidup atas nama kemanusiaan mengawini kedirian

Dan menyatu pada batas nirwana bertamu kepada sang penguasa, pemegang jasa.


Kau mengawiniku kedirianmu menjanji kerinduan akan hasrat kesatuan
Lalu kau bersua lewat petik dawai-dawai nadanya sumbang jadi pengawal
Sempat kau lirik ketabuan sembari menyungging kelegaan memintal tali-tali mencari makna cinta pada diri

Lalu memadatkan travesti yang bergelinting atas nama nilai. []

sudah tayang lebih dulu di dimensipers.com

Post a Comment

0 Comments